CAKRAWALA MUSLIM – Semangat pelayanan umat yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik, terutama terhadap kelompok rentan terus dimaksimalkan. Kali ini MUI Gresik mengadakan pelatihan pembuatan buket, bagi Santriwati At-Taubah Rutan Cerme, pada Rabu (18/10/2023).
Kegiatan ini, secara langsung dipandu oleh Hj Endang Herawaty, Sekretaris Komisi Perempuan dan Anak MUI Gresik, yang sekaligus Ustadzah, yang telah mengajar bimbingan konseling di Pesantren At-Taubah Rutan Cerme, sejak tahun 2016.
“Kegiatan pelatihan life skill ini, adalah bagian dari pengembangan bimbingan konseling, yang MUI lalukan sejak tahun 2016, karena teman-teman yang curhat, mereka resah, kalau sudah keluar dari rutan mau kerja apa,” terang Hj Endang, di Kompleks Rutan Gresik.
Lanjutnya, kalau mau kerja di pabrik atau ikut orang, takut ada stigma tertentu yang melekat, maka mereka tertarik untuk belajar wiraswasta.
“Kita pilih buket, karena bahannya mudah didapat, serta harganya tidak terlalu mahal, dan sering digunakan dalam acara-acara, sehingga pemasarannya cenderung lebih mudah,” tambahnya.
Hj Endang juga menerangkan, jika 16 peserta para santriwati At-Taubah, sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut, dan diajarkan tiga jenis buket, yaitu bunga, uang dan snack.
Kemudian salah satu Santriwati At-Taubah, juga merespon pelatihan itu dengan positif, dan berharap kedepan ada terus pelatihan-pelatihan seperti ini.
“Paling tidak kita disini ketika sudah keluar, bisa kita jadikan keahlian mencari uang dengan cara yang halal,” ujarnya.
Mungkin kedepan, lanjutnya ditambah dengan pelatihan-pelatihan lain, dengan kerajinan-kerajinan tangan atau memasak, paling tidak kita keahliannya lebih bervariasi ketika sudah keluar dari Rutan.
Sementara itu, Kasubsi Pelayanan Tahanan Rutan Gresik Anggi Fauzi, A.Md.P., S.H., menyampaikan terimakasih pada MUI Gresik, sebab sangat terbantu dengan kegiatan-kegiatan Pesantren At-Taubah.
“Kami berharap kedepan pelatihan-pelatihan mandiri seperti ini dapat terus dimaksimalkan, supaya apabila sudah bebas, bisa menjadi bekal dikemudian hari, dan dapat di implementasikan kedepannya, supaya menjadi penghasilan bagi mereka, agar mereka tidak kembali lagi ke Rutan,” jelasnya. (is/cm)