Di Hadapan MUI Banyuwangi, MUI Gresik Kenalkan Logical Frame Work Organisasi

0
492
SILATURRAHIM : Kiai Mansoer saat menyampaikan sambutan selamat datang, pada MUI Kabupaten Banyuwangi. (Foto : Zainal/cakrawalamuslim.com)

CAKRAWALA MUSLIM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik kembali dapat kunjungan silaturrahim dari MUI lain, dalam hal ini MUI Kabupaten Banyuwangi, pada Sabtu (21/10/2023).

Mengawali kegiatan, Ketua Umum MUI Gresik KH Mansoer Shodiq menyampaikan sambutan selamat datang, dan merasa terhormat, mengingat MUI Banyuwangi sendiri adalah MUI Kabupaten terbaik dalam hal pelayanan keagamaan, dalam akreditasi MUI Jatim 2022 kemarin.

“Apalagi Banyuwangi ini dikenal luas sebagai daerah dengan inovasi tinggi, dengan berbagai bukti, seperti pariwisata yang berkembang pesat, kami yakin MUI Banyuwangi pun banyak melahirkan inovasi-inovasi juga,” terang ketua umum, di Aula Kantor MUI Gresik.

Menanggapi sambutan Kiai Mansoer, Ketua Umum MUI Banyuwangi KH Moh Yamien merasa terpacu dengan capaian MUI Gresik, hingga memboyong 35 pengurusnya untuk langsung datang ke Gresik.

“Kami ingin belajar banyak inovasi-inovasi yang di kembangkan MUI Gresik, terutama Pesantren di Rutan, serta dakwah terhadap anak muda,” terang Kiai Yamien.

Kegiatan dilanjut dengan paparan materi, yang secara langsung disampaikan Ketua Tim Perumus sekaligus Ketua MUI Gresik Bidang Dakwah dan Media Prof Dr H Abdul Chalik.

Secara khusus, Prof Chalik mengenalkan logical frame work atau cara kerja MUI Gresik, dalam upaya memaksimalkan kerja-kerja organisasinya.

“Dua cara kerja utama MUI Gresik adalah proses deduktif dan induktif. Dalam proses deduktif dalah perencanaan program yang berangkat dari analisa dan kajian, kemudian dirumuskan oleh tim perumus, dilakukan follow up, hingga proses sosialisasi, asimilasi, dan afirmasi kebijakan,” jelas Dekan FISIP UINSA Surabaya itu.

Yang kedua, lanjut Prof Chalik, adalah proses induktif, yaitu berangkat sebagai tanggung jawab moral MUI Gresik dalam hal menanggapi kasus-kasus aktual dan fenomenal di masyarakat, kamudian dikaji mendalam oleh tim perumus, hingga dilakukan tindak lanjut, fasilitasi, mediasi, dan pendampingan.

“Melalui cara kerja itu, MUI Gresik banyak melahirkan inovasi program, seperti Pesantren At-Taubah Rutan Gresik, Bimbingan Konseling di Pengadilan Agama, Bimbingan Rohani di RS Ibnu Sina dan RS Semen Gresik, serta penyelesaikan kasus-kasus aktual, seperti pernikahan manusia dengan kambing,” terang Guru Besar Ilmu Politik Islam UINSA Surabaya ini. (is/cm)