Silaturrahim ke Gresik, MUI Kota Madiun Belajar Tata Kelola Organisasi

0
506
Kiai Mansoer saat sambutan selamat datang pada puluhan pengurus MUI Kota Madiun. (Foto : Zainal/cakrawalamuslim.com)

CAKRAWALA MUSLIM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik kembali kedatangan tamu istimewa. Kali ini MUI Kota Madiun melakukan silaturrahim ke Kantor MUI Gresik, pada Sabtu (16/9/2023).

Dalam kesempatan itu, MUI Kota Madiun memboyong seluruh jajajan pengurusnya berjumlah 30 orang, untuk datang dan belajar tata kelola organisasi pada MUI Kabupaten Gresik.

Ketua Umum MUI Kabupaten Gresik KH Mansoer Shodiq, dalam sambutannya datangnya menyampaikan selamat datang bagi para pengurus MUI Kota Madiun.

“Sugeng rawuh, ahlan wa sahlan bi hudurikum kepada seluruh pengurus MUI Kota Madiun, semoga terus terjalin silatrurrahim yang baik dan membawa manfaat berkah bagi umat,” sambut Kiai Mansoer.

Beliau juga menyinggung proposal yang dikirimkan oleh MUI Kota Madiun untuk silaturrahim di MUI Gresik.

“Apa yang telah dilakukan oleh MUI Kota Madiun, hakikatnya adalah sangat baik, jika MUI Gresik yang jadi juara di akreditasi MUI Jatim beberapa lalu, itu mungkin karena nasib saja,” terang Kiai Mansoer

Alangkah lebih baik, lanjut Kiai Mansoer, bahwa acara ini bukan study banding, tapi sharing program, karena MUI Kota Madiun juga sudah banyak capaiannya.

Sementara itu, Ketua MUI Kota Madiun Dr KH M. Sutoyo dalam sambutannya, menyampaikan bahwa apa yang telah dilakukan MUI Gresik, akan banyak dipelajari.

“Nantinya setelah dari sini, kita akan berupaya untuk menerapkan apa yang telah kita dapat, sehingga bisa menjadi program yang manfaat bagi umat, di Kota Madiun,” pungkas Beliau.

Pemaparan Tata Kelola Organisasi MUI Gresik

Pasca itu, acara dilanjutkan dengan dialog interaktif pemaparan program yang telah dilakukan MUI Gresik, yang dipimpin H. Abdul Munif Sekretaris Umum MUI Gresik.

“Cara kerja MUI Gresik ada dua, yaitu proses deduktif dan induktif. Singkatnya deduktif adalah dari keadaan umum kemudian kita tarik ke keadaan khusus, sementara yang kedua adalah ketika ada permasalahan-permasalahan khusus, maka MUI Gresik akan mengambil sikap, yang sesuai dengan hukum Islam dan cocok bagi masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata H. Munif MUI Gresik punya yang namanya Tim Perumus, ini terdiri dari beberapa Kiai-kiai muda, yang mendapat mandat langsung dari Ketua Umum, untuk merumuskan hal-hal yang bersifat strategis.

“Jadi tim perumus atau dalam bahasa ketua umum adalah tim thank, punya tugas khusus melakukan kajian, menimbang nilai/manfaat, mengawal continuitas, serta mengukur dampak dan efektivitas program yang dilakukan oleh MUI Gresik,” tambah Beliau.

Dari tim ini pula, lanjut Beliau, bisa lahir program-program yang efektif bagi umat di Gresik, seperti Pesantren at-Taubah Rutan Cerme, Bimbingan Rohani di RS Ibnu Sina dan RS Semen Gresik, Bimbingan Konseling di Pengadilan Agama, Koperasi Syariah, serta pusat layanan sertifikasi halal (PLSH) MUI Gresik, yang ini semua adalah excellent service (layanan terbaik), yang disuguhkan MUI Gresik.

Dari pemaparan tersebut, direspon sangat antusias, seperti Suharno Wakil Sekum MUI Kota Madiun, yang gelisah dengan perubahan corak masyarakat yang begitu cepat.

“Perubahan kondisi sosial Gresik yang tradisional ke modernisasi, tentu ini tidak mudah. Bagaimana kiat-kiat menyikapi hal tersebut?,” tanya Suharno.

Kemudian dari Komisi Perempuan MUI Kota Madiun juga menyampaikan apresisasi terhadap program pendampingan konseling atas dispensasi pernikahan dini di Pengadilan Agama, dan ingin menerapkannya disana.

“Kita dalam merespon perubahan di Gresik ini, salah satu yang paling strategis adalah melakukan riset, yang tertuang dalam bentuk majalah Majalis, tujuannya agar keresahan yang muncul jadi keresahan bersama, kamudian kita buat Halaqoh Ulama Umara, yang tujuan akhirnya adalah adanya MoU bersama dalam menyikapi hal-hal aktual tersebut,” jawab H. Munif.

Sementara dari Komisi Perempuan MUI Gresik, Hj Hajar Idris menyampaikan bahwa awalnya ketua PA Gresik ini resah, karena banyaknya angka pernikahan dini yang tidak terbendung di Gresik.

“Akhirnya kita kolaborasi dengan PA Gresik, jadi para calon pasutri sebelum sidang pengajuan dispensasi nikah, kita konseling agar mereka bisa tahu tanggung jawab dan kewajiban sebagai suami istri,” terang Hj Hajar.

Kegiatan tersebut berjalan interaktif dan gayeng, baik pengurus MUI Gresik dan MUI Kota Madiun banyak yang antusias dalam dialog tersebut. (is/cm)