Wukuf dan Titik Balik Kehidupan

0
152
Prof. Dr. H. Abdul Chalik, M.Ag saat berada di Padang Arofah, 8 Dzulhijjah 1444 H / 27Juni 2023 M.

Oleh Abdul Chalik
Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya

Puncak Wukuf di Arofah dilaksanakan Selasa, 27 Juni 2023. Al Hajj Arofah, kata Allah. Tidak ada haji bila tidak ada wukuf. Orang disebut berhaji manakala sudah wukuf.

Wukuf masuk rukun haji. Apabila tidak melaksanakannya tidak dapat diganti dengan dam atau denda. Beda dengan ibadah lain yang masuk wajib haji, seperti mabit dan lempar jumrah.

Bagi jamaah yang sakit dilakukan safari wukuf. Pada saat jam wukuf setelah dhuhur atau tergelincirnya matahari, ambulan akan membawa pasien untuk berada di Arofah. Mereka tidak turun dari mobil. Mereka tidur atau duduk sambil berzikir.

Ada titik batas Arofah yang sudah ditentukan oleh muassasah. Haji disebut sah manakala berada dalam titik tersebut.

Arofah merupakan padang yang sangat luas tidak berpenghuni. Di dalamnya ada jabal rahmah, bukit kecil tempat pertemuan Nabi Adam dan Hawa setelah berpisah selama bertahun-tahun. Bukit rahmah, bukit kasih sayang.

Titik Balik Kehidupan

Wukuf secara bahasa berarti berhenti. Secara terminologis berarti berhenti dalam aktifitas dunia untuk mengingat sang khaliq pencipta alam.

Berhenti sejenak untuk merenung, tafakkur, kontemplasi dan melakukan muhasabah. Berhenti untuk melakukan zikir dan bermunajat kepada Allah atas segala dosa, khilaf dan perbuatan maksiat. Zikir dan merenung atas kemunafikan, keangkuhan, kesombongan dan kepongahan diri.

Selama pra dan pelaksanaan wukuf semua karakter manusia ditunjukkan. Di tempat yang sempit, semrawut, fasilitas terbatas sering kali terjadi gesekan dimana pertarungan batin manusia akan teruji.

Di Arofah tidak lagi terlihat siapa kita. Jendral, kopral, big boss, tukang sapu, melebur jadi satu. Mereka antri kamar mandi dan berdesakan. Tidur dalam tenda dan alas yang sama dengan ukuran 25 Ɨ 12 M yang diisi 300 orang. Sungguh melelahkan. Pangkat, jabatan, gelar dan kekayaan tidak akan membantu mereka. Justru jabatan, pangkat, gelar dan kekayaan akan menjadi batu ujian. Karena dengan status sosial sering kali di bawa saat wukuf. Ini ujian yang sesungguhnya.

Yang lolos Wukuf adalah mereka yang sadar bahwa diri manusia makhluk yang lemah, hamba yang akan hanya berbekal kain laksana baju ihram saat meninggal.

Yang lolos adalah mereka yang mampu manghilangkan sifat angkuh, sombong dan merasa benar sendiri, serta mereka yang memahami jati dirinya sebagai insan yang peduli dengan sesama. Yang lolos mereka yang hadir dengan penuh kepatuhan dan rendah diri sebagai tamu Allah.

Sementara yang tidak lolos wukuf adalah mereka yang belum mampu melepaskan dari sifat hayawaniah seperti serakah, congkak, sombong dan menganggap dirinya paling benar. Serta mereka yang masih ada rasa ingin dihormati karena jabatan dan status sosialnya.

Wukuf sesungguhnya titik balik kehidupan. Wukuf sebagai sarana refleksi dan muhasabah bahwa kita bukan siapa-siapa, tidak pantas menyombongkan diri karena kekayaan, pangkat, dan status sosial. Wukuf merupakan sekolah dimana kehidupan yang dikehendaki Allah adalah kehidupan sejati akhirat, kehidupan yang saling hormat, rendah diri dan penuh tawaddu’ sebagaimana akhlak Nabi yang tertuang di al-Qur’an dan Hadist.

*Dari Padang Arofah, 8 Dzulhijjah 1444 H. / 27 Juni 2023 M.