Prof Ali Aziz Beri Tips Memasifkan Gerakan Sholat Berjamaah di Gresik

0
546
Foto : Prof Ali Aziz dari UINSA Surabaya bersama moderator Imam Chanafi, yang juga ketua Komisi Ukhuwah dan Hubungan Antar Lembaga MUI Gresik. (Foto : Zainal/cakrawalamuslim).

CAKRAWALA MUSLIM – Dalam rangka menyikapi banyaknya Masjid yang sepi, terutama saat waktu sholat wajib lima waktu, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik mencoba mengurai permasalahan tersebut, dengan menghadirkan Prof Dr Moh Ali Aziz dari UINSA Surabaya, pada Rabu (25/10/2023).

Kegiatan yang diinisiasi oleh Komisi Ukhuwah dan Hubungan Antar Lembaga MUI Gresik ini, mengundang para Takmir Masjid di instansi pemerintahan daerah, serta beberapa Takmir Masjid di daerah Gresik kota sebagai audien.

Dalam sambutan Ketua Umum, Kiai Mansoer menyampaikan bahwa langkah ini, berangkat dari keprihatinan atas sholat jamaah yang mulai sepi di Masjid-Masjid.

“Memang sudah banyak yang dilakukan oleh para Takmir Masjid, dengan berbagai upaya untuk memakmurkan Masjid, seperti bacaan tarhim qobla adzan, mempernyaman infrastruktur, dll,” terang Kiai Mansoer, di Aula Kantor MUI Gresik.

Namun, lanjut Beliau, MUI Gresik ingin mendorong terlaksananya sholat jamaah dengan maksimal, terutama di kantor-kantor instansi pemerintahan, serta beberapa Masjid besar di Gresik.

“Karena ketika sholat jamaahnya bagus, Gresik sebagai kota santri ini akan makin indah, nyaman, dan aman tentunya,” terang Beliau.

Foto : Para peserta nampak semangat sampai kegiatan berakhir. (Zainal/cakrawalamuslim.com).

Kemudian dalam penyampaian materi oleh Prof Ali Aziz, membagikan tips agar sholat berjamaah bisa masif di Kabupaten Gresik.

“Singkatnya ada dua cara yang bisa dilakukan, yang pertama adalah dengan jalur kekuasaan, dan yang kedua adalah dengan uswatun hasanah (teladan terbaik), bagi umat,” jelas Prof Ali Aziz.

Seperti di kantor-kantor pemerintahan, lanjut Prof Ali Aziz, bisa kemudian seruan itu lahir dalam bentuk kebijakan oleh Pemimpin Daerah, dengan catatan jangan sampai menggangu pekerjaan utama, yaitu pelayanan.

“Contohnya lokalisasi di Surabaya, sudah ratusan kali bahkan, para pendakwah menyampaikan nasihat, tapi Walikota saat itu, dengan suatu keputusan, bisa menghentikan kemaksiatan itu, karenanya, eksekusi ajaran agama itu harus di back up oleh ulil amri,” terang Guru Besar UINSA Surabaya itu.

Beliau melanjutkan, bahwa harus selalu memberi uswatun hasanah, karena itu sangat penting bagi umat.

“Jangan sampai antara kata dan perbuatan kita tidak seimbang, kalau tidak, teriakan kita akan tidak berguna sama sekali,” jelas Beliau. (is/cm)