Rektor UINSA Anggap Orasi Ilmiah Prof. Chalik Patut Jadi Perhatian Politisi Indonesia

0
298
Prof. Akhmad Muzakki, M.Ag., Grad.Dip. SEA., M.Phil., Ph.D. Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya saat menyampaikan sambutan di pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag.

CAKRAWALA MUSLIM – Dalam pengukuhan Guru Besar Uin Sunan Ampel Surabaya, secara khusus Rektor UINSA Prof. Akhmad Muzakki menaruh perhatian pada orasi ilmiah Prof. Abd. Chalik, dalam acara yang terselenggara di Gedung KH. Syaifuddin Zuhri Sport Center and Multipurpose UINSA, pada Kamis, (10/8/2023).

Pria bernama lengkap Prof. Akhmad Muzakki, M.Ag., Grad.Dip. SEA., M.Phil., Ph.D. ini, menganggap bahwa orasi ilmiah yang di bawakan Prof Chalik patut menjadi perhatian politisi di Indonesia. Terutama para politisi yang berada di partai politik islam.

“Temuan Prof Chalik ini menarik, karena melihat peta koalisi parpol dengan merujuk pada pengalaman sejarah sejak reformasi, ada poin penting, bahwa koalisi itu dinamis. Tidak musti A atau B sepanjang pasca reformasi, buktinya PKB dengan partai mana, atau PPP dengan partai mana, itu bergantung dengan peta politik hari ini,” jelas Prof Muzakki, saat di temui langsung oleh jurnalis Cakrawala Muslim.

Rektor UINSA ini melanjutkan, bahwa ada hal menarik dalam buku orasi Prof Chalik, yaitu pergerakan koalisi dan kongsi partai politik, yang diantaranya adalah melakukan dan memproduksi diskursus wacana di ruang publik, untuk memberikan keuntungan elektoral pada partai.

“Begitu selesai Pemilu, diskursus ini menggelinding luas dan liar. Mari kita lihat Pemilu 2019, pimpinan Parpol sudah duduk bersama, sementara di bawah tidak pernah akur, ada residu politik yang lahir. Karena itu, sebagai profesor politik islam, ada challenge yang harus di lakukan Prof Chalik,” ungkapnya.

Lanjutnya, tugas Prof Chalik adalah mengurai residu-residu yang tersisa, dengan melakukan pemetaan melalui banyak penelitian, serta melakukan pendampingan kepada masyarakat.

Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag (dua dari kiri) bersama Rektor UINSA Prof. Akhmad Muzakki (tengah), dengan 3 Guru Besar lain yang juga baru di kukuhkan.

Selain itu, Rektor yang juga Sekretaris Umum MUI Provinsi Jawa Timur ini, juga memberi beberapa pesan kepada para Guru Besar yang baru di kukuhkan.

“Pertama, problem stunting adalah problem serius yang di hadapi Indonesia, tapi lebih dari itu stunting keilmuan jauh lebih berbahaya, meri kita jaga marwah UINSA dari stunting keilmuan, dengan cara mendharma baktikan keilmuan, melalui dunia publikasi dan dunia pendampingan masyarakat,” lanjutnya.

Ia menambahkan, bahwa kemewahan kempus tidak di ukur dengan seberapa megah gedungnya, tapi diukur dengan seberapa tinggi publikasi yang di lahirkan, sebagai ekpresi keilmuwan dan perwujudan kecerdasan para Guru Besarnya.

“Sebagai ilmuwan muslim, saya juga mengajak untuk para Guru Besar, untuk jangan jauhkan islam dengan pasar. Karena pasar penting untuk di beri literasi dan edukasi secara terus menerus,” ujarnya.

Sebagai informasi, selain Prof. Dr. H. Abd. Chalik, M.Ag yang di kukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Politik Islam, ada juga Prof. Dr. H. Ali Nurdin, S.Ag., M.Si., bidang Ilmu Komunikasi, Prof. Dr. H. Muktafi. M.Ag., bidang Ilmu Teologi Islam Modern, serta Prof. Dr. H. Abd. Kholid, M.Ag., bidang Ilmu Ulumul Qur’an, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 14351/M/07/202023 tentang kenaikan jabatan akademik fungsional dosen. (is/cm)