Upaya Tingkatkan Kualitas Bimbingan, MUI Gresik Adakan Evaluasi Bersama Petugas Bimroh RS Semen Gresik

0
2
Foto: Dewan Pimpinan MUI Gresik bersama Tim Bimroh RS Semen Gresik. (Zainal/cakrawalamuslim)

CAKRAWALA MUSLIM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik mengadakan rapat evaluasi dengan seluruh petugas bimbingan rohani (bimroh) Rumah Sakit (RS) Semen Gresik pada Kamis, 22 Mei 2025, di Kantor MUI Gresik.

Rapat evaluasi tersebut dilakukan dalam rangka terus melakukan perbaikan dalam pelaksanaan bimbingan rohani yang dilakukan oleh para kiai dan bu nyai, yang juga merupakan pengurus MUI Kabupaten Gresik.

Dalam rapat tersebut, Ketua Umum MUI Kabupaten Gresik, KH Ainur Rofiq Thoyyib, menyampaikan terima kasih kepada para petugas bimroh yang selama ini aktif mendampingi para pasien di RS Semen Gresik.

“Kami berharap yang sudah terlibat bisa terus kami libatkan dalam bimroh. Selain itu, perlu ada pengembangan materi bimroh yang lebih sesuai untuk pasien,” ungkap Kiai Rofiq.

Sekretaris Umum MUI Kabupaten Gresik, Makmun, M.Ag., secara khusus meminta masukan dari para petugas bimroh karena mereka yang memahami praktik langsung di lapangan.

“Yang paling paham kondisi di lapangan adalah para kiai dan bu nyai yang menjadi petugas. Apakah SOP yang kami buat bisa diterapkan dengan baik, atau perlu ada perbaikan demi peningkatan kualitas bimroh,” jelas Makmun.

Dalam rapat tersebut, para petugas bimroh turut hadir dan saling memberikan saran demi peningkatan kualitas bimroh ke depan. Mereka antara lain Drs. Nur Fakih, H. Rasyid Rasminto, H. Imam Chanafi, M.Ag., Ibu Nyai Hj. Hajar Idris, serta Hj. Salbiyah.

Drs. Nur Fakih menyampaikan pentingnya memperbarui buku panduan yang ada agar lebih sesuai dengan kebutuhan terkini.

“Misalnya, panduan fikih penanganan jenazah dan kumpulan doa-doa untuk orang sakit,” ujarnya.

Sementara itu, Hj. Salbiyah mengusulkan agar MUI menyelenggarakan pelatihan berkala bagi petugas bimroh demi peningkatan kualitas.

“Mungkin juga bisa diusulkan ke pihak rumah sakit agar disediakan alat untuk tayamum. Kalau memungkinkan, juga disediakan buku saku untuk pasien, terutama keluarga pasien, agar mereka mengetahui kewajiban bagi orang sakit,” pungkasnya. (is/cm)