CAKRAWALAMUSLIM – Wakil Bupati (Wabup) Kabupaten Gresik Aminatun Habibah atau Bu Min, Selasa (23/3/2021) bersilatuhim dengan para kiai Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik. Dalam kesempatan itu, Bu Min banyak mendengarkan masukan dari para kiai khususnya dalam sinergitas pembangunan Kabupaten Gresik untuk kehidupan yang islami.
Selain itu, dalam acara tersebut juga disampaikan rencana pembangunan kantor baru MUI Gresik oleh Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Gresik. Kantor baru ini akan dibangun di sebelah barat Masjid Agung Gresik dengan menelan anggaran sebesar Rp 12 Miliyar. Pembangunan ini ditargetkan selesai pada tahun 2022, dengan dana tahap satu sebesar Rp 4,7 Miliyar.
Hal itu juga ditegaskan oleh Ketua DPRD Gresik Abdul Qodir. Dalam sambutannya politikus partai PKB itu menyebutkan, instansinya sudah mensetujui besaran anggaran untuk kantor MUI baru. Dia berharap agar pembangunan ini segera direalisasikan.
“Segera dimulai pembangunan. Alokasi Rp 4,7 M dari total anggaran di Rp12,6 M. Kekurangannya kita akan percepat PAPBD agar sesuai yang diprogramkan. Targetnya, pada tahun 2022 MUI Gresik sudah punya kantor baru,” tegas Qodir.
Sedangkan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah menyampaikan, mendukung seluruhnya kegiataan yang ada di MUI Gresik. Apalagi Gresik ini kita kenalkan keluar sebagai kota santri.
“Kegiatan MUI banyak manfaatnya untuk umat muslim di Gresik. Kalau tidak mendukung berarti pemerintahan ini dholim,” terang Wabup Gresik.
Ia juga mengusulkan agar MUI Gresik menggandeng UMKM sebagai upaya membantu pemerintah dalam hal program halal food. Sebab, sesuai keinginan Presiden Jokowi, Indonesia harus bisa menguasai ekspor makanan halal.
“Masak yang menguasai malah negara Korea ini kan aneh. Mestinya Indonesia yang maroritas Islam harus mengambil kesempatan itu,” bebernya.
Sementara itu Ketua Umum MUI Gresik KH Mansoer Shodiq mengatakan, merasa bersyukur atas perhatian pemerintah Pemkab Gresik, terkait rencana pembangunan kantor baru. Pasalnya selama ini, pengurus MUI hanya menempati ruangan kecil di kompleks Masjid Agung Gresik.
Tentu perhatian ini, menurut Mansoer harus disambut baik. Mengingat MUI Gresik sendiri dalam menjalankan program-program keagamaan merupakan mitra pemerintah. Terutama dalam menjalankan pembangunan dan pengembangan kehidupan yang islami.
“MUI memiliki tujuh komisi. Antara lain komisi fatwa, ukhwah dan hubungan antar lembaga, dakwah, pendidikan, pemberdayaan perempuan, seni dan budaya serta pemberdayaan ekonomi syariah. Dari anggaran yang diterima semuanya untuk membiayai kegiatan tersebut termasuk MUI di 18 Kecamatan,” kata KH Mansoer Shodiq.
Lebih lanjut, Ketua MUI Gresik itu juga menyebutkan jika lembaganya punya program unggulan. Dimana Komisi Dakwah telah mendirikan pesantren At-taubah di rutan, yang semula di awal pendirianya berjumlah 300 santri kini bertambah menjadi seribu santri.
“Paling memprihatinkan rata-rata kasusnya adalah berkaitan dengan narkoba dan kebanyakan warga Gresik. Tentu dengan permasalahan ini, kami prihatin, untuk itu MUI membuat inisiatif supaya ada pesantren transisi agar pasca keluar dari rutan dan sebelum kembali ke masyarakat ada bimbingan lebih lanjut,” jelasnya. (sah)