Menolak Mati: Jejak Ideologi Ormas dan Partai Islam

0
3
Foto: Sampul buku Menolak Mati; Jejak Ideologi Ormas dan Partai Islam karya Prof. Dr. H. Abdul Chalik, M.Ag, Dekan FISIP UINSA Surabaya, sekaligus Wakil Ketua Umum MUI Kabupaten Gresik. (ist)

Resensi Buku
Judul Buku : Menolak Mati: Jejak Ideologi Ormas dan Partai Islam
Penulis : Prof. Dr. H. Abdul Chalik, M.Ag dan Zaky Ismail, M.Si
Penerbit : Pustaka Aksara
Tahun Terbit : 2025
Tebal Halaman : 238 halaman
Nomor ISBN : 978-623-161-436-0

Buku Menolak Mati: Jejak Ideologi Ormas dan Partai Islam yang ditulis Abdul Chalik dan Zaky Ismail ini berusaha mendalami pergeseran ideologi ormas dan partai Islam yang mengalami pasang surut akibat perubahan dinamika sosial-politik yang sangat cepat. Penulis dalam buku ini, menggambarkan hubungan ideologi, ormas, dan partai Islam dalam perspektif historis terbentuknya ideologi negara, perbedaan garis perjuangan ideologi partai politik, hubungan ormas Islam dan pemerintah, pergeseran ideologi partai Islam, kemunculan ideologi konservatisme Islam dan gerakan ideologi khilafah, hingga potret pasang surut partai politik Islam dan fenomena populisme di dalam kontestasi elektoral Indonesia.

Seperti yang dikatan penulis, buku ini mencoba menolak tesis Francis Fukuyama tahun 1992 yang berasumsi bahwa perdebatan ideologi telah berakhir karena kuatnya cengkraman demokrasi liberal setelah runtuhnya sosialisme dan fasisme. Penulis berpendapat, bahwa kemunculan kelompok seperti ISIS di Syiriah dan Iraq, Al-Qaeda di Afganistan, dan Hisbut Tahrir yang menjadi gerakan lintas negara, serta kelompok ideologi Islam seperti Hisbut Tahrir Indonesia, menunjukkan bahwa ideologi tidak pernah mati melainkan terus berkembang dinamis menyesuaikan konteks social-politik.

Seperti yang terjadi di Indonesia, ideologi kanan dan kiri tumbuh sepanjang masa termanefestasi dalam gerakan ormas dan partai politik di level politik nasioanal dan elektoral. Meskipun pada akhirnya, ormas maupun partai Islam mengalami tantangan konteks sosial politik yang tidak mudah. Mereka harus menyesuaikan dengan kebutuhan pragmatis konstituen yang pada gilirannya menjadikan ormas dan partai Islam bergeser dan beradaptasi—dari ‘kanan’ ke ‘tengah’, begitu pula dari ‘kiri’ ke ‘tengah’ dan/atau menemukan pergeseren dari ‘kanan’ ke kiri, dan dari ‘kanan’ menuju ke ‘kiri’ meskipun tidak secara jelas. Fenomena tersebut menurut penulis dilihat sebagai cara adaptasi ormas dan partai Islam dengan perkembangan dunia modern agar tidak terpinggirkan dari percaturan sosial-politik.

Buku ini, paling tidak telah menggambarkan dinamika ideologi ormas dan partai politik Islam terutama dalam merespon konteks sosial-politik yang terjadi. Adanya penyajian konteks sejarah yang dominan menjadi kelebihan tersendiri dari buku ini. Namun demikian, bukan berarti tidak terdapat kelemahan. Kelemahan buku ini ialah terdapat pada gaya tulisan dan penggunaan kata asing yang cukup banyak sehingga cukup mengganggu bagi pembaca pemula.

Peresensi: Moh. Khoirul Umam (Dosen FISIP UIN Sunan Ampel Surabaya)