MUI Gresik Gelar Workshop Stop Bullying di Ponpes Manbaul Ulum Bungah

0
4
Foto: Ketua Umum MUI Gresik, Kiai Rofiq, saat menyampaikan sambutan. (Zainal/cakrawalamuslim)

CAKRAWALA MUSLIM – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik menggelar Workshop Pendidikan bertema Stop Bullying: Membangun Lingkungan Pendidikan yang Aman dan Ramah, pada Rabu, (18/6/2025), bertempat di Pondok Pesantren Manbaul Ulum Bungah, Jl. Raya Mojopurogede No. 39 Bungah, Gresik.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama antara Komisi Pendidikan dan Kaderisasi bersama Komisi Pemberdayaan Perempuan, Anak, dan Keluarga MUI Gresik, dengan menghadirkan para praktisi pendidikan dari berbagai sekolah dan pesantren di Kabupaten Gresik.

Dalam sambutannya, KH Ainur Rofiq Thoyyib, Ketua Umum MUI Kabupaten Gresik, menegaskan bahwa dalam mengelola organisasi, terdapat tiga prinsip utama: ad-dakwah, an-nasihah, dan tarhib.

“Dakwah adalah upaya menyasar umat Islam dalam aspek akidah, syariat, dan akhlak. Alhamdulillah, Komisi Pendidikan ini sangat tanggap terhadap fenomena bullying di sekolah. Ini bukan sekadar isu, tapi kasus yang benar-benar terjadi,” tegas beliau.

Sebagai pengajar di MI (red: Madrasah Ibtidaiyah) pada pagi hari dan dosen pada sore hari, KH Ainur Rofiq mengaku menyaksikan langsung berbagai bentuk perundungan, seperti bullying verbal, ejekan, penghinaan, hingga cyber bullying di media sosial.

Beliau juga menekankan pentingnya nasihat dan tarhib dalam mendidik anak, yakni dengan pendekatan kebaikan dan penguatan motivasi spiritual terhadap pahala serta peringatan terhadap dosa.

Sementara itu, KH Abdul Malik, Ketua MUI Gresik Bidang Pendidikan dan Kaderisasi, menyampaikan bahwa diskusi internal di lingkungan MUI sangat aktif membahas isu-isu umat, termasuk perlindungan terhadap anak didik dari praktik kekerasan.

“MUI ini bukan sekedar organisasi yang wa taḥsabuhum aiqāẓan wa hum ruqūd (orang mengira terjaga , padahal mereka tidur). Karena saya tahu betul, bahwa kiprah MUI ini salah satunya khodimul umat, yaitu melayani dan membimbing masyarakat,” ujar Kiai Malik.

Beliau menambahkan, MUI senantiasa menjalankan perannya sebagai himayatul ummah (pelindung umat), termasuk dalam menanggapi kasus-kasus bullying yang marak terjadi di lembaga pendidikan, baik di sekolah maupun pesantren.

Sebagai narasumber utama, Prof. Dr. Mutimmatul Faidah, S.Ag., M.Ag., akademisi dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa), menjelaskan bahwa bullying merupakan kekerasan fisik maupun psikis yang dilakukan secara berulang-ulang dan berdampak pada kesehatan mental korban.

Ia memaparkan bentuk-bentuk perundungan, seperti penganiayaan, penguntitan, pemerasan, hingga mempermalukan korban di depan umum. Menurutnya, siapa pun bisa menjadi pelaku maupun korban.

“Lembaga pendidikan harus memiliki tim khusus penanganan kekerasan, membentuk lingkungan ramah anak, serta melakukan pencegahan, edukasi, sosialisasi, dan penanganan tepat terhadap kasus bullying agar tidak viral dan semakin merugikan korban,” tegasnya.

Selain Ketua Umum dan Ketua Bidang Pendidikan, turut hadir dalam kegiatan ini para pimpinan MUI Gresik, Wakil Ketua Umum Prof. Dr. H. Abdul Chalik, M.Ag., Sekretaris Umum Makmun, M.Ag., Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan Nyai Hj. Hajar Idris dan Ketua Bidang Dakwah Drs. Nur Fakih. (is/cm)