MUI Gresik Gelar Pendidikan Kader Ulama, Sebagai Benteng Menjaga Akidah dan Membela Negeri

0
334
Teks foto : Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq saat membuka acara pendidikan kader ualam

CAKRAWALA MUSLIM – Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik menggelar acara Pendidikan Kader Ulama (PKU) di Ponpes Mamba’us Sholihin Suci, Manyar, Gresik, Jum’at (5/11/2021). Kegiatan kaderisasi yang diikuti sebanyak 40 peserta ini bertujuan membentengi akidah dan membela negara.

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Pengasuh Ponpes Mamba’us Sholihin KH Masbuhin Faqih yang juga turut memberikan izasah sholawat dan wirid bagi peserta pendidikan kader.

Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq mengatakan, pendidikan kader ulama sangatlah penting untuk diselenggarakan. Pasalnya, calon ulama masa depan harus mampu membaca realitas khususnya mampu mentrasformasikan ilmu keislaman baik dari kontes sosial maupun kebudayaan.

“Tujuannya, tak lain meningkatkan ketrampilan para kader, membangun agama. Mengasah kepekaaan emosinal dan keterampilan berkembang sosial dan budaya dan mampu memberikan solusi alternatif di tengah masyarakat,” katanya.

Menurut KH Mansoer, ada beberapa fungsi MUI yang harus dilaksanakan. Antara lain, menjaga agama melalui amar makruf nahi mungkar dengan koridor mauidhotul hasanah, kemudian menjaga umat dari segala aqidah yang menyimpang, lalu menjaga makanan dari yang haram dan menjaga pemikiran sesuai ajaran islam.

Foto : Penyematan idcard peserta oleh KH Mansoer Shodiq

“Pendidikan kader ulama yang diselenggarakan MUI, karena lembaga ini merupakan rumah besar umat islam. Ditambah, MUI merupakan wadah musyawarah, melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana menjaga umat,” terangnya.

Sementara itu perwakilan Pengasuh Ponpes Mamba’us Sholihin Agus Muhammad Najib mengatakan, ulama atau pegiat dakwah harus menjadi pengayom dan panutan masyarakat. Terlebih ikut menjaga paham yang dianggap membahayakan ahlussunnah waljamaah.

“Banyak sekali kajian tak selaras pemikiran ahlususnah. Mereka berdakwah di media sosial dengan banyak pengikut. MUI harus bisa memberikan pencerahan, dimana perannya harus selalu interaksi dengan masyarakat,” jelas dosen Institut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) itu.