CAKRAWALA MUSLIM – Sekilas, tema Pendidikan Kader Da’iyah (PKD) 2024 memang agak kurang renyah didengar. Namun, ada alasan mendasar kenapa MUI Kabupaten Gresik memilih tema ‘Menolak Mati; Da’iyah di Panggung Digital’.
Faktanya, panggung dakwah digital hari ini masih didominasi oleh para pendakwah, yang dalam tanda kutip para kaum laki-laki. Padahal, secara pengetahuan keagamaan, para Da’iyah ini juga cakap, santun dan lembut.
Belum lagi, kini media sosial kita dipenuhi ujaran kebencian, caci maki, apalagi mengkafirkan, maka dari itu, kehadiran para Da’iyah yang cakap ceramah, juga cakap memproduksi konten digital mutlak diperlukan.
“Bahwa potensi yang dimiliki para Da’iyah ini luar biasa, tinggal kita udgrade sedikit, sehingga kita bisa berdakwah di media sosial,” ujar Makmun, Sekretaris Tim Perumus, saat menyampaikan overview, pada Sabtu (20/7/2024), di Aula Kantor MUI Gresik.
Lebih lanjut, tujuan PKD ini dalam rangka untuk menyiapkan para Da’iyah, yang memiliki kepekaan dalam menyebarkan Islam Wasathiyah, diberbagai platform media digital sehingga mudah diakses dan diterima oleh masyarakat luas.
“Secara sederhana, Islam Wasathiyah adalah Islam yang ramah, bukan Islam yang marah-marah, dimulai dari pikiran kita, kalau sejak pikiran kita sudah suka marah-marah, maka kita belum sepenuhnya mengamalkan Islam Wasathiyah,” jelasnya.
Ketika pikirannya sudah moderat, maka perilaku pribadinya adalah Islam Wasathiyah, kemudian keluarganya menjadi keluarga Islam Wasathiyah, sehingga dampaknya akan tercipta lingkungan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai islam ramah.
Kami percaya, lanjut Makmun, bahwa para peserta sudah mampu jika harus berdakwah di masyarakat, selain bisa menyampaikan dengan cara yang baik, hari ini juga akan belajar membuat konten dakwah yang menarik.
“Apalagi, peran MUI sangat strategis sebagai khodimul umat (pelayan umat), juga sebagai shodiqul hukumah (mitra pemerintah), kalau ada masalah-masalah keagamaan, curhatnya ke MUI, seperti jasa nikah siri online,” jelas Ketua Komisi Dakwah, Media dan Informasi MUI Gresik ini.
Maka, lanjut Makmun, mempertahankan Gresik sebagai kota Santri bukan hanya tanggung jawab MUI saja, namun kita semua.
“Yang terpenting adalah, rencana tindak lanjut. Kami berharap, akan ada organisasi atau komunitas Da’iyah dari pelatihan ini, sehingga kita bisa susun program kedepan, untuk memaksimalkan peran para Da’iyah, di panggung digital,” pungkasnya.
Perlu diketahui, PKD MUI Gresik 2024 ini, diikuti oleh 36 peserta, yang masing-masing adalah delegasi dari MUI Kecamatan se-Kabupaten Gresik. (is/cm)