Halaqoh Ulama dan Umara Sepakati Deklarasi Gresik Damai

0
213
Foto : Jajaran Pimpinan MUI Gresik, Bupati Gresik, Ketua Dprd Gresik, Ketua Ormas Islam dan Keynote Speaker Dr. Abdul Chaliq Setelah menandatangani deklarasi damai, Sabtu (10/12/2022).
Foto : Jajaran Pimpinan MUI Gresik, Bupati Gresik, Ketua Dprd Gresik, Ketua Ormas Islam dan Keynote Speaker Dr. Abdul Chaliq Setelah menandatangani deklarasi damai, Sabtu (10/12/2022).

CAKRAWALA MUSLIM – Pada kegiatan Halaqoh Ulama dan Umara yang di selenggarakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik, tidak hanya mendiskusikan narasi perdamaian di Gresik saja.

Namun, kegiatan yang di gelar di Aula Masjid Agung Gresik ini, juga menyepakati deklarasi ‘Masyarakat Gresik Siap Hidup Damai Tanpa Saling Menyalahkan’, Sabtu (10/12/2022).

Deklasi damai ini, dibuat dalam rangka merawat perdamaian Gresik, agar tetap terjaga dengan baik, terutama melalui peran pemerintah dan tokoh agama.

“Paham, sikap dan perilaku radikalisme dan ekstrimisme yang berpotensi memecah belah umat, tidak dibenarkan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama,” Ucap KH. M. Mansoer Shoddiq saat membacakan kalimat pembuka deklarasi.

Dokumen deklarasi Halaqoh Ulama & Umara ‘Masyarakat Gresik Siap Hidup Damai Tanpa Saling Menyalahkan’.

Adapun poin-poin deklarasi tersebut, antara lain adalah, pertama, Islam adalah agama damai, yang mengajarkan nilai nilai kasih sayang, saling menghormati dan menghargai perbedaan.

“Kedua, umat islam bersepakat bahwa Pancasila sebagai ideologi Negara, yang dapat mengayomi dan mendinamisir segala perbedaan, ketiga, umat Islam Gresik berkeyakinan dan berkemauan untuk menjalankan islam yang damai dan pancasila sebagai landasan sikap dan perilaku sosial dan agama,” lanjut Kyai Mansoer saat membacakan deklarasi.

Poin keempat dari deklarasi tersebut adalah, saling menyalahkan, mengkafirkan dan menbid’ahkan satu sama lain bukan pilihan umat Islam Gresik dalam menjaga keharmonisan hubungan sesama umat. Karena pilihan sikap tersebut kurang selaras dengan semangat kesantrian yang dipegang teguh warga Gresik

“Perbedaan praktik ibadah dan pilihan politik tidak mengurangi semangat umat Gresik untuk hidup berdampingan dan menjaga obor persaudaraan antar sesama,” jelas Kyai Mansoer pada poin kelima.

Terakhir, Umat islam, ormas, dan pemerintah Kabupaten Gresik siap bergandengan tangan merawat perbedaan menjadi persatuan untuk perdamaian.

Adapun yang bertanda tangan atas deklarasi tersebut, antara lain adalah H. Fandi Akhmad Yani, SE Bupati Gresik, H. Much. Abdul Qodir, S.Pd Ketua DPRD Gresik, KH. M. Mansoer Shodiq Ketua Umum MUI Gresik, KH. Mulyadi, MM Ketua PCNU Gresik, KH. Moh. In’am, M.Pd.I Ketua PD Muhammadiyah Gresik, serta KH. Abdul Muis Zuhri, MM, Ketua DPD. LDII Gresik. (is/cm)