Cari Bibit Penceramah, MUI Gresik Gelar Fesitival Da’i Tingkat Jawa Timur

0
304

CAKRAWALA MUSLIM – Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Kabupaten Gresik tengah mencari bibit pendakwah muda. Ajang itu tergelar dalam festival da’i milenial tingkat Jawa Timur yang diadakan di Masjid Agung Gresik Jalan Dr Wahidin SH.

Gelaran festival da’i itu masuk dalam rangkaian perayaan Hari Santri Nasional (HSN) 2021. Dimana acara lainnya juga digelar, seperti Workshop dan Lomba Berkah Cerita Islam, Pendidikan Kader Ulama’, Festival Bedug Teter, Halaqoh Ulama Umara dan Lauching Bina Santun Berkendara.

Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq mengapresiasi terlaksananya acara ini. Menurutnya, gelaran festival da’i dalam rangka mencari bibit unggul dalam bidang dakwah. Sebab dakwah sendiri memiliki peranan penting dalam penyebaran agama Islam.

“Islam sampai ke penjuru dunia adalah karena dakwah. Dakwah tidak terlepas dari pendakwah dimana salah satu strategis dalam pengembangan ajaran Islam,” katanya saat membuka acara Festival Da’i pada Rabu (27/10/2021).

Lebih lanjut, Kyai Mansoer juga menuturkan, banyak metode dakwah yang bisa diterapkan pada da’i. Baik, dakwah bil lisan, bil qolam bil hal, bil mal. Misalnya dakwah bil hal bukan mengganti atau perpanjangan dari dakwah bil lisan. Keduanya punya peran penting dalam proses penyampaian ajaran Islam dengan tetap menjaga isi dakwah yang disampaikan.

“Peran da’i dalam dakwah bil hal sangat penting karena menjadi sorotan utama umat. Sebagai panutan, setiap hal yang dikatakan dan dikerjakan menjadi inspirasi jama’ah,” terangnya.

Sementara itu, Ketua Juri Festival Da’i Dr Abdul Chalik mengatakan, kegiatan ini dikuti oleh 37 peserta yang tersebar di beberapa kota dan kabupaten seluruh Jawa Timur. Namun dari 37 peserta tersebut, terseleksi menjadi 15 peserta yang diundang dalam audisi langsung.

“Selanjutnya dari audisi itu akan memunculkan 6 peserta sebagai finalis yang akan kita undang dalam audisi di studio di TV9 dan disiarkan secara live,” bebernya.

Dalam penilaian, juri akan fokus dalam materi yang disampaikan, seperti aktualisasi, kedalaman materi, fasih mengucapkan qur’an dan hadist. Selanjutnya, penguasaan alur, komunikatif kepada audien, dengan tepat memakai bahasa tubuh. (sah)