Gandeng Baznas, MUI Lanjutkan Program Bimbingan Rohani dengan Santri Rutan Cerme

0
300

CAKRAWALA MUSLIM – Majlis Ulama’ Indonesia (MUI) Gresik kembali melanjutkan program rohani berupa bimbingan kepada para narapidana di Rutan Banjarsari, Kecamatan Cerme. Program ini diharapkan agar para napi mampu mendalami persoalan agama.

Perlu diketahui, program yang sudah berjalan selama lima tahun ini, berkat kerjasama antara Baznas Gresik dan Lembaga Pemasyarakatan Rutan Kelas II B Banjarsari Cerme. Karena suasana pandemi, program unggulan MUI ini sempat dihentikan.

Nah, Jum’at (12/3/2021) tadi, ketiga kembaga, MUI, Baznas dan Rutan melakukan kesepakatan berupa penandatanganan Mou, tentang kegiatan lanjutan pelaksanaan bimbingan rohani.

Ketua MUI Gresik KH Mansoer Shodiq mengatakan, kegiatan pesantren Attaubah harus tetap dilanjutkan. Mengingat selama pandemi program ini sempat berhenti. Melalui MoU ini diharapkan, kegiatan bisa berjalan lancar sesuai konsep dan modul pembelajaran bagi santri.

“Tentu selama lima tahun perjalanan Pesantren Attaubah, sudah banyak pengalaman selakigus pelajaran yang kita raih. Mengantarkan para santi rutan ini bisa bertaqwa,” katanya.

“Hal ini tentu kita upayakan MUI yang memiliki peran dalam melakukan pembinaan supaya bahagia di dunia dan akhirat. Beberapa waktu yang lalau, MUI juga sudah berusaha dalam pasa pandemi, yang sekiranya bimbingan rohani tidak mungkin kita lakukan,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ketua MUI Gresik itu juga menyebutkan, dalam waktu dekat lembaganya akan menerbitkan sekumpulan do’a yang akan menjadi pegangan bagi santri rutan. Kumpulan do’a diharapkan untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah.

Maka dari itu, Komisi Dakwah tengah menyusun SOP nya, dimana dalam masa pandemi tatap muka tetap berjalan. Baznas juga telah menyiapkan dananya untuk bimbingan rohani.

Kepala Baznas Gresik Drs Abd Munif mengatakan, sinergitas lembaganya dengan MUI harus tetap dijalankan. Apalagi program yang dijalankan sangat bermanfaat sekali untuk santri Attaubah di Rutan Gresik.

Perwakilan Rutan Banjarsari Anis mengharapkan agar program kerjasama ini tetap dilanjutkan. Mengingat selama pandemi Covid-19, kegiatan keagamaan dilakukan secara mandiri. Tidak ada pengajaran maupun pendalaman keagamaan.

“Sekarang ini, warga binaan kami ada sebanyak 901 orang, dengan kapasitas normal 200 orang. Ini tentu membutuhkan kerja lebih bagi Pesantren Attaubah dalam bimbingan rohani,” tuturnya.

Sementara itu, Pembina Pesantren Attaubah Dr Abdul Choliq menyebutkan, harus ada formulasi pengajaran model baru. Karena mengingat target dari satri rutan rata-rata berusia 25 tahun keatas.

“Mengajar anak-anak dan orang dewasa apalagi mereka yang dalam tahanan tentu modelnya harus berbeda. Walaupun materi pembelajarannya sama-sama ilmu fiqih dan qur’an,” pungkasnya.

Ia berharap selama pengajaran tatap muka ini, tetap mematuhi protokol kesehatan. Mengingat penyebaran Covid-19 masih menjadi ancaman. (sah)